SUARAJATIM - PT PLN (Persero) dan China Export Import Bank (CEXIM) memperbarui komitmen dalam mendukung percepatan transisi energi Indonesia. Kedua pihak menandatangani Amandemen Nota Kesepahaman (MoU) pada Jumat (23/5/2025) di Jakarta, sebagai kelanjutan dari kerja sama sebelumnya yang telah disepakati di Tiongkok pada Oktober 2023.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menegaskan bahwa kerja sama ini menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok sekaligus mengatasi tantangan geografis pemanfaatan energi terbarukan. “Transisi energi adalah fondasi utama untuk menciptakan sistem ketenagalistrikan yang berkelanjutan. Kolaborasi ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Indonesia menghadapi kompleksitas geografis dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), di mana sumber daya melimpah di wilayah terpencil, sementara kebutuhan listrik terkonsentrasi di perkotaan. Untuk menjawab tantangan ini, PLN merancang strategi dengan menambah kapasitas pembangkit sebesar 70 GW, di mana 70% berasal dari EBT. Selain itu, PLN berencana membangun jaringan transmisi hijau sepanjang 48.000 kilometer sirkuit dalam dekade mendatang.
Realisasi proyek ini membutuhkan investasi mencapai USD 171 miliar. Darmawan menekankan bahwa kolaborasi multinasional menjadi kunci utama. “Hanya melalui sinergi global, kita bisa mencapai sistem energi andal dan ramah lingkungan. Ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif,” tambahnya.
MoU terbaru ini mencakup pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti surya, angin, panas bumi, dan biomassa, serta dukungan pembiayaan korporasi dan proyek. Kedua pihak juga sepakat berkolaborasi dalam peningkatan kapasitas SDM dan transfer pengetahuan.
Chen Huaiyu, Chairman CEXIM, menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh agenda transisi energi PLN. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari transformasi energi Indonesia. Langkah ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga memperkuat pondasi ekonomi nasional,” kata Chen.
Menurutnya, kerja sama ini akan membuka peluang investasi baru di sektor EBT, sekaligus memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Chen juga menyebut CEXIM siap menyediakan solusi pendanaan inovatif untuk mendukung target PLN.
Dengan dukungan CEXIM, PLN optimis dapat mencapai target 70% energi terbarukan dalam bauran energi nasional pada 2035. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia mencapai net zero emission pada 2060 dan menjadi contoh kolaborasi global dalam transisi energi berkeadilan.
![]() |
Dirut PLN Darmawan Prasodjo dan Chairman CEXIM Chen Huaiyu saat penandatanganan MoU transisi energi di Jakarta, 23 Mei 2025. |
Indonesia menghadapi kompleksitas geografis dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), di mana sumber daya melimpah di wilayah terpencil, sementara kebutuhan listrik terkonsentrasi di perkotaan. Untuk menjawab tantangan ini, PLN merancang strategi dengan menambah kapasitas pembangkit sebesar 70 GW, di mana 70% berasal dari EBT. Selain itu, PLN berencana membangun jaringan transmisi hijau sepanjang 48.000 kilometer sirkuit dalam dekade mendatang.
Realisasi proyek ini membutuhkan investasi mencapai USD 171 miliar. Darmawan menekankan bahwa kolaborasi multinasional menjadi kunci utama. “Hanya melalui sinergi global, kita bisa mencapai sistem energi andal dan ramah lingkungan. Ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif,” tambahnya.
MoU terbaru ini mencakup pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti surya, angin, panas bumi, dan biomassa, serta dukungan pembiayaan korporasi dan proyek. Kedua pihak juga sepakat berkolaborasi dalam peningkatan kapasitas SDM dan transfer pengetahuan.
Chen Huaiyu, Chairman CEXIM, menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh agenda transisi energi PLN. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari transformasi energi Indonesia. Langkah ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga memperkuat pondasi ekonomi nasional,” kata Chen.
Menurutnya, kerja sama ini akan membuka peluang investasi baru di sektor EBT, sekaligus memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Chen juga menyebut CEXIM siap menyediakan solusi pendanaan inovatif untuk mendukung target PLN.
Dengan dukungan CEXIM, PLN optimis dapat mencapai target 70% energi terbarukan dalam bauran energi nasional pada 2035. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia mencapai net zero emission pada 2060 dan menjadi contoh kolaborasi global dalam transisi energi berkeadilan.