PLN Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Nusa Lembongan Melalui Budidaya Rumput Laut

SUARAJATIM (23/5) – Suasana pagi di pesisir Desa Jungut Batu, Nusa Lembongan, Bali, diwarnai aktivitas puluhan petani rumput laut yang tengah memanen hasil budidaya. Momen ini menjadi penanda kebangkitan ekonomi lokal setelah PT PLN (Persero) meluncurkan program Desa Berdaya Rumput Laut pada Selasa (20/5).
Petani rumput laut di Nusa Lembongan memanen hasil budidaya didukung program PLN
Launching Program Desa Berdaya Rumput Laut ditandai dengan Pemukulan Kentongan oleh Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi Kementrian BUMN, Tedi Bharata (kedua dari kanan), EVP Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto (kanan), Ketua Umum Yayasan Jaga Alam Sejahtera, Ni Luh Putu Yuniari (kiri), dan Kepala Desa Jungut Batu, Nusa Lembongan, I Made Gede Suryawan (kedua dari kiri).
Desa Jungut Batu, yang selama ini dikenal sebagai destinasi wisata, kini mengoptimalkan potensi rumput laut sebagai sumber penghidupan utama masyarakat. Program ini dijalankan melalui kolaborasi PLN, Yayasan Jaga Alam Sejahtera, dan kelompok petani setempat.

Mayuni, Ketua Harian Yayasan Jaga Alam Sejahtera, menjelaskan komponen program mencakup pelatihan teknis, pendampingan, hingga penyediaan fasilitas pendukung. “Bank bibit unggul dan teknologi pengering modern disediakan untuk meningkatkan kualitas produksi. Kami berkomitmen mendampingi petani hingga mandiri secara ekonomi,” ujarnya.

Tedi Bharata, Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN, menyebut program ini sebagai contoh kolaborasi efektif antara BUMN dan masyarakat. “Transformasi metode budidaya dari tradisional ke modern terbukti meningkatkan nilai ekonomi rumput laut. Potensinya sangat besar, baik untuk konsumsi langsung maupun produk olahan,” katanya.

PLN tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga membangun infrastruktur pendukung. Sebanyak 54 warga dilibatkan dalam sosialisasi intensif, sementara audiensi dengan Kepala Desa dilakukan untuk merancang pembentukan koperasi petani. Universitas Udayana turut dilibatkan dalam pendampingan teknis guna memastikan keberlanjutan program.
Ilustrasi petani saat memanen rumput laut, bagian dari aktivitas budidaya yang menjadi sumber penghidupan dan potensi ekonomi bagi masyarakat pesisir Nusa Lembongan.
Hasilnya, produksi rumput laut meningkat empat kali lipat dibanding metode sebelumnya. Pendapatan petani naik 20-40%, dengan lebih dari 50 warga bergabung dalam rantai produksi dan pemasaran. Dua hektare lahan laut yang sempat tidak produktif kini kembali dimanfaatkan secara optimal.

Gregorius Adi Trianto, Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendorong kemandirian ekonomi. “Kehadiran PLN di sini bertujuan menciptakan lapangan kerja dan membuka akses pasar yang lebih luas. Rumput laut menjadi tulang punggung ekonomi baru bagi warga,” ujarnya.

Program ini sejalan dengan target pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Ke depan, PLN bersama pemangku kepentingan akan memperkuat pembentukan koperasi petani serta perluasan jaringan pemasaran, termasuk ekspor produk turunan rumput laut.

Desa Jungut Batu kini tidak hanya mengandalkan pariwisata. Melalui budidaya rumput laut, warga membuktikan bahwa kemandirian ekonomi dapat diraih dengan kolaborasi dan pemanfaatan potensi lokal secara maksimal.
LihatTutupKomentar