SUARAJATIM - PT PLN (Persero) memperkuat langkah transisi energi bersih Indonesia. Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT Tujuan Mulia Makmur (PT TMM) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batoq Kelo berkapasitas 300 megawatt (MW). Penandatanganan berlangsung di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (26/5).
PLTA Batoq Kelo akan dibangun di Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Proyek ini menjadi bagian strategis dalam peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional. PLTA ini ditargetkan beroperasi komersial (Commercial Operation Date/COD) pada tahun 2030.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan kerja sama ini mendukung visi kemandirian energi nasional dan target Net Zero Emissions (NZE). “Penandatanganan PJBL ini menjadi bukti konkret komitmen PLN dalam menjalankan transisi energi di Indonesia. Upaya ini penting untuk memastikan ketersediaan energi yang andal, terjangkau, serta ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat,” ujar Darmawan.
Pembangunan PLTA Batoq Kelo memberikan manfaat signifikan bagi sistem kelistrikan Kalimantan. PLTA ini akan memasok listrik ke sistem interkoneksi Kalimantan Selatan, Tengah, Timur, dan Utara (Kalseltengtimra). Hal ini meningkatkan keandalan dan kontinuitas pasokan listrik di wilayah tersebut.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menjelaskan tujuan proyek. “Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan tenaga listrik melalui pemanfaatan sumber daya air sebagai energi yang ramah lingkungan, menambah kapasitas pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan di sistem interkoneksi Kalimantan, serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi lokal,” ungkap Wiluyo. Ia menambahkan harapan agar PT TMM segera merealisasikan pembangunan. “Kami berharap, melalui penandatanganan PJBL ini, PT TMM dapat segera merealisasikan pembangunan pembangkit tersebut sehingga mampu memberikan kontribusi optimal terhadap sistem kelistrikan di wilayah Kalseltengtimra.”
Direktur PT Tujuan Mulia Makmur, Heru Subana, mengapresiasi kepercayaan PLN dan menekankan pentingnya kolaborasi. “Penandatanganan PJBL ini adalah tonggak penting dalam perjalanan proyek PLTA Batoq Kelo 300 MW. Kami sangat memahami bahwa ketersediaan listrik adalah pilar utama pembangunan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, kami berkomitmen penuh untuk menghadirkan listrik yang andal dengan standar operasional terbaik,” tutur Heru.
Heru Subana juga melihat kolaborasi ini sebagai model sinergi positif. “Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang solid, kita dapat mengatasi berbagai tantangan dan menciptakan masa depan energi yang lebih cerah bagi Indonesia,” pungkasnya. Kolaborasi BUMN-swasta ini diharapkan mempercepat terwujudnya ketahanan energi nasional dan pemerataan akses listrik di seluruh Indonesia, khususnya di Pulau Kalimantan, melalui pemanfaatan energi bersih terbarukan.
![]() |
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kanan) bersama Direktur Utama PT Tujuan Mulia Makmur, Li Bin (kiri), melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) PLTA Batoq Kelo 300 MW di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (26/5). |
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan kerja sama ini mendukung visi kemandirian energi nasional dan target Net Zero Emissions (NZE). “Penandatanganan PJBL ini menjadi bukti konkret komitmen PLN dalam menjalankan transisi energi di Indonesia. Upaya ini penting untuk memastikan ketersediaan energi yang andal, terjangkau, serta ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat,” ujar Darmawan.
Pembangunan PLTA Batoq Kelo memberikan manfaat signifikan bagi sistem kelistrikan Kalimantan. PLTA ini akan memasok listrik ke sistem interkoneksi Kalimantan Selatan, Tengah, Timur, dan Utara (Kalseltengtimra). Hal ini meningkatkan keandalan dan kontinuitas pasokan listrik di wilayah tersebut.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menjelaskan tujuan proyek. “Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan tenaga listrik melalui pemanfaatan sumber daya air sebagai energi yang ramah lingkungan, menambah kapasitas pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan di sistem interkoneksi Kalimantan, serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi lokal,” ungkap Wiluyo. Ia menambahkan harapan agar PT TMM segera merealisasikan pembangunan. “Kami berharap, melalui penandatanganan PJBL ini, PT TMM dapat segera merealisasikan pembangunan pembangkit tersebut sehingga mampu memberikan kontribusi optimal terhadap sistem kelistrikan di wilayah Kalseltengtimra.”
Direktur PT Tujuan Mulia Makmur, Heru Subana, mengapresiasi kepercayaan PLN dan menekankan pentingnya kolaborasi. “Penandatanganan PJBL ini adalah tonggak penting dalam perjalanan proyek PLTA Batoq Kelo 300 MW. Kami sangat memahami bahwa ketersediaan listrik adalah pilar utama pembangunan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, kami berkomitmen penuh untuk menghadirkan listrik yang andal dengan standar operasional terbaik,” tutur Heru.
Heru Subana juga melihat kolaborasi ini sebagai model sinergi positif. “Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang solid, kita dapat mengatasi berbagai tantangan dan menciptakan masa depan energi yang lebih cerah bagi Indonesia,” pungkasnya. Kolaborasi BUMN-swasta ini diharapkan mempercepat terwujudnya ketahanan energi nasional dan pemerataan akses listrik di seluruh Indonesia, khususnya di Pulau Kalimantan, melalui pemanfaatan energi bersih terbarukan.