SUARAJATIM - PT PLN (Persero) mencatat pencapaian kinerja keuangan terbaik sepanjang 2024. Perseroan memperbaiki debt to equity ratio (DER) menjadi 38,02% dan consolidated interest coverage ratio (CICR) 3,71 kali. Rasio ini memperkuat kapasitas investasi jangka panjang untuk sistem ketenagalistrikan nasional.
Pendapatan PLN mencapai Rp545,4 triliun, rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan. Laba usaha naik 28,4% menjadi Rp60,6 triliun, sedangkan laba bersih tercatat Rp17,7 triliun. Total aset perseroan tumbuh 6,09% menjadi Rp1.772,4 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, pencapaian ini hasil strategi keuangan prudent dan pengelolaan utang efisien.
“Pencapaian rasio DER dan CICR yang sehat ini mencerminkan upaya kami menjaga kesehatan keuangan di tengah dinamika global. Hal ini menjadi fondasi kuat bagi pembangunan infrastruktur kelistrikan,” ujar Darmawan.
Arus kas operasional positif sebesar Rp75,4 triliun mendukung kinerja ini. Saldo kas akhir Rp61,4 triliun, tumbuh 20,6% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong inisiatif seperti proactive debt management dan Cash War Room (CWR). Program CWR memadukan pengelolaan anggaran, likuiditas, dan manajemen utang secara terintegrasi.
“Dengan pendekatan centralized payment, kami mampu mempercepat proses pembayaran sebelum jatuh tempo. Ini berdampak langsung pada kesehatan finansial perusahaan,” jelas Darmawan.
Operating margin PLN berada di level 11,1%. Angka ini menunjukkan peningkatan efisiensi operasional. Transformasi digital dan optimalisasi portofolio pembiayaan menjadi faktor pendorong.
Darmawan menambahkan, pemerintah berperan penting dalam stabilitas makroekonomi.
“Peran pemerintah menjadi katalis penting memperkuat fundamental keuangan PLN. Ini mendorong terwujudnya sistem kelistrikan andal dan inklusif,” ujarnya.
Strategi efisiensi seperti spend control tower dan centralized planning turut menjaga visibilitas keuangan. PLN kini fokus pada realisasi proyek strategis untuk ketahanan energi nasional.
![]() |
Ilustrasi Pegawai PLN sedang berdiskusi bersama salah satu mitra. Upaya perseroan yang secara proaktif melakukan berbagai strategi, seperti optimalisasi portofolio pembiayaan, efisiensi operasional, serta memperkuat fundamental bisnis melalui transformasi digital dan peningkatan tata kelola perusahaan menjadi salah satu kunci capaian kinerja positif yang dihasilkan perusahaan. |
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, pencapaian ini hasil strategi keuangan prudent dan pengelolaan utang efisien.
“Pencapaian rasio DER dan CICR yang sehat ini mencerminkan upaya kami menjaga kesehatan keuangan di tengah dinamika global. Hal ini menjadi fondasi kuat bagi pembangunan infrastruktur kelistrikan,” ujar Darmawan.
Arus kas operasional positif sebesar Rp75,4 triliun mendukung kinerja ini. Saldo kas akhir Rp61,4 triliun, tumbuh 20,6% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong inisiatif seperti proactive debt management dan Cash War Room (CWR). Program CWR memadukan pengelolaan anggaran, likuiditas, dan manajemen utang secara terintegrasi.
“Dengan pendekatan centralized payment, kami mampu mempercepat proses pembayaran sebelum jatuh tempo. Ini berdampak langsung pada kesehatan finansial perusahaan,” jelas Darmawan.
Operating margin PLN berada di level 11,1%. Angka ini menunjukkan peningkatan efisiensi operasional. Transformasi digital dan optimalisasi portofolio pembiayaan menjadi faktor pendorong.
Darmawan menambahkan, pemerintah berperan penting dalam stabilitas makroekonomi.
“Peran pemerintah menjadi katalis penting memperkuat fundamental keuangan PLN. Ini mendorong terwujudnya sistem kelistrikan andal dan inklusif,” ujarnya.
Strategi efisiensi seperti spend control tower dan centralized planning turut menjaga visibilitas keuangan. PLN kini fokus pada realisasi proyek strategis untuk ketahanan energi nasional.