SUARAJATIM - Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) terus menunjukkan performa impresif sepanjang tahun 2024. Program yang ditujukan untuk mendukung sektor pertanian, perikanan, perkebunan, hingga peternakan ini telah dimanfaatkan oleh 300.535 pelanggan, meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya 246.996 pelanggan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa program ini dirancang untuk memodernisasi agrikultur di Indonesia dengan teknologi berbasis listrik. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan penghasilan petani.
“Melalui program ini, kami menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga lingkungan. Teknologi agrikultur berbasis listrik membuat ekosistem pertanian lebih modern dan produktif,” jelas Darmawan (16/1).
Pertumbuhan Konsumsi Listrik dan Dampak Positif Ekonomi
Selama tahun 2024, total daya tersambung dalam Program EA mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA), dengan konsumsi listrik mencapai 6,17 Terawatt Hour (TWh). Hal ini memicu peningkatan penjualan tenaga listrik sebesar 10,15% dan pendapatan naik hingga 9,35% Year on Year (YoY).
“Program ini memastikan akses energi yang terjangkau, andal, dan modern. Selain itu, kami berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung ketahanan pangan, sesuai visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” tambah Darmawan.
Efisiensi Biaya Operasional dan Dampak di Lapangan
Menurut Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan, penggunaan pompa air listrik melalui Program EA mampu menghemat biaya operasional petani. Dengan suplai listrik andal, produktivitas petani dapat meningkat signifikan, mendukung ketahanan pangan nasional.
“Pompa listrik lebih hemat biaya dibandingkan pompa diesel. Ini menjadi strategi efisiensi yang memberikan dampak besar bagi petani,” ujar Ahmad.
Manfaat Program EA dirasakan langsung oleh Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. Gatot (59), Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, menjelaskan bahwa penggunaan pompa listrik berhasil menghemat biaya hingga 300%.
“Biasanya kami mengeluarkan Rp1.500.000 untuk pompa diesel. Dengan pompa listrik, hanya Rp500.000. Ini membuat hasil panen kami meningkat,” ungkap Gatot.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, juga menegaskan dampak positif program ini. Kehadiran listrik melalui Program EA meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi hingga lebih dari 300.
“Di Ponorogo, listrik untuk pengairan sawah mendukung panen raya IP 200, IP 300, hingga IP 400. Program ini menjadi kunci keberhasilan petani,” terang Dydik.
Dengan program ini, PLN menunjukkan komitmennya dalam mendorong modernisasi pertanian dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Program EA tak hanya menghemat biaya, tetapi juga membuka jalan bagi pertanian yang lebih modern, efisien, dan produktif.
Petugas PLN bersama salah satu petani menyalakan pompa air bertenaga listrik untuk mengairi sawah di lahan percontohan Kawasan Food Estate di Kampung Telaga Sari, Merauke. |
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa program ini dirancang untuk memodernisasi agrikultur di Indonesia dengan teknologi berbasis listrik. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan penghasilan petani.
“Melalui program ini, kami menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga lingkungan. Teknologi agrikultur berbasis listrik membuat ekosistem pertanian lebih modern dan produktif,” jelas Darmawan (16/1).
Pertumbuhan Konsumsi Listrik dan Dampak Positif Ekonomi
Selama tahun 2024, total daya tersambung dalam Program EA mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA), dengan konsumsi listrik mencapai 6,17 Terawatt Hour (TWh). Hal ini memicu peningkatan penjualan tenaga listrik sebesar 10,15% dan pendapatan naik hingga 9,35% Year on Year (YoY).
“Program ini memastikan akses energi yang terjangkau, andal, dan modern. Selain itu, kami berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung ketahanan pangan, sesuai visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” tambah Darmawan.
Efisiensi Biaya Operasional dan Dampak di Lapangan
Menurut Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan, penggunaan pompa air listrik melalui Program EA mampu menghemat biaya operasional petani. Dengan suplai listrik andal, produktivitas petani dapat meningkat signifikan, mendukung ketahanan pangan nasional.
“Pompa listrik lebih hemat biaya dibandingkan pompa diesel. Ini menjadi strategi efisiensi yang memberikan dampak besar bagi petani,” ujar Ahmad.
Manfaat Program EA dirasakan langsung oleh Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. Gatot (59), Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, menjelaskan bahwa penggunaan pompa listrik berhasil menghemat biaya hingga 300%.
“Biasanya kami mengeluarkan Rp1.500.000 untuk pompa diesel. Dengan pompa listrik, hanya Rp500.000. Ini membuat hasil panen kami meningkat,” ungkap Gatot.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, juga menegaskan dampak positif program ini. Kehadiran listrik melalui Program EA meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi hingga lebih dari 300.
“Di Ponorogo, listrik untuk pengairan sawah mendukung panen raya IP 200, IP 300, hingga IP 400. Program ini menjadi kunci keberhasilan petani,” terang Dydik.
Dengan program ini, PLN menunjukkan komitmennya dalam mendorong modernisasi pertanian dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Program EA tak hanya menghemat biaya, tetapi juga membuka jalan bagi pertanian yang lebih modern, efisien, dan produktif.