SUARAJATIM - PT PLN (Persero) turut berpartisipasi dalam Konferensi United Nations Framework Convention on Climate Change (COP29) yang berlangsung pada 11-22 November 2024 di Baku, Azerbaijan.
Diskusi dengan tema “Enabling a Just and Managed Transition for Coal” di main stage COP28 Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) tahun lalu. Keterangan foto: Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kanan), Executive Vice President of Rockefeller Foundation Elizabeth Yee (kiri), Managing Director of Monetary Authority of Singapore Ravi Menon (kedua dari kiri), Principal Director & Head of Office of Markets Development and Public-Private Partnership of Asian Development Bank, Cleo Kawawaki (tengah), Chief Executive Officer of ACEN, Mr. Eric Francia (kedua dari kanan). |
Pada ajang internasional ini, PLN siap memaparkan berbagai langkah nyata yang ditempuh dalam upaya meningkatkan bauran energi nasional serta mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN mengemban amanah besar dari Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi melalui energi hijau. Menurutnya, PLN telah menetapkan komitmen menyediakan energi yang efisien dan terjangkau demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai 8%.
“Komitmen ini mencerminkan ambisi Indonesia dalam menciptakan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan kelestarian lingkungan melalui transformasi energi,” ujar Darmawan.
Darmawan menekankan pentingnya kolaborasi antara investasi, teknologi, dan regulasi dalam mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Upaya ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi energi dalam negeri, memperkuat industri hilir, serta menciptakan lapangan kerja baru.
“PLN berkomitmen menciptakan lapangan pekerjaan, mengentaskan kemiskinan, dan menjaga kelestarian lingkungan. Dengan sinergi yang kuat, Indonesia optimis bisa menjadi pemimpin dalam transisi energi bersih di kawasan ini,” tambahnya.
Untuk mempercepat transisi energi, PLN menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75% pada tahun 2040. Dalam mencapai target ini, PLN berencana membangun jaringan transmisi yang mampu menghubungkan sumber-sumber energi terbarukan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia ke pusat-pusat permintaan.
Pada kesempatan COP29 ini, PLN mengajak keterlibatan internasional dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan Indonesia. Salah satu inisiatif yang ditonjolkan adalah Green Enabling Super Grid, jaringan transmisi yang memungkinkan distribusi energi bersih dari sumber-sumber terbarukan di berbagai penjuru Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Melalui infrastruktur ini, PLN berharap dapat mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis energi bersih.
Darmawan menutup dengan pesan bahwa perubahan iklim adalah masalah global yang memerlukan aksi bersama. “PLN tidak dapat memikul beban ini sendirian. Satu-satunya cara menghadapi perubahan iklim adalah melalui kolaborasi,” ujarnya.
Kontribusi PLN dalam COP29 mencerminkan komitmen kuat Indonesia dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, sejalan dengan ambisi nasional menuju energi bersih.