SUARAJATIM - PT PLN (Persero) dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menjalin sinergi untuk mendukung hilirisasi industri mineral di Indonesia. Kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bekerja sama untuk menyediakan pasokan listrik bagi pabrik Smelter Feronikel yang berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Petugas PLN tengah mengecek kesiapan Gardu Induk bertegangan 150 kilovolt (kV) yang akan memasok operasional smelter milik Antam di Kolaka, Sulawesi Tenggara. |
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik smelter yang menjadi proyek strategis dalam hilirisasi mineral nasional.
“Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan yang andal, berkualitas, dan harga kompetitif. Kami juga menawarkan produk dan layanan inovatif yang ramah lingkungan untuk mendukung sektor industri,” ungkap Darmawan.
Darmawan menambahkan, PLN sebagai BUMN kelistrikan nasional terus berkomitmen menjamin pasokan listrik di seluruh pelosok negeri guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan multiplier effect bagi masyarakat.
“Hadirnya listrik di daerah akan menciptakan dampak ganda melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan ekonomi di sektor riil, sehingga bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya.
Kolaborasi ini turut mendukung upaya Antam dalam transformasi teknologi dan pengurangan emisi karbon. Direktur Utama Antam, Nico Kanter, menyatakan kerja sama ini adalah langkah nyata sinergi BUMN dalam mendukung hilirisasi yang lebih ramah lingkungan.
Tampilan udara Gardu Induk dan Jaringan Transmisi PLN bertegangan 150 kilovolt (kV) yang menyalurkan pasokan listrik sebesar 150 MVA ke smelter Antam di Kolaka, Sulawesi Tenggara. |
“Kolaborasi ini tidak hanya bermanfaat bagi kedua perusahaan, tetapi juga mendukung upaya nasional menuju net zero emission pada 2060,” jelas Nico.
Smelter Feronikel yang dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan Nikel Kolaka (UBP Nikel Kolaka) ini menjadi fasilitas kunci dalam rantai hilirisasi mineral Indonesia. UBP Nikel Kolaka memiliki kapasitas produksi feronikel mencapai 27.000 ton per tahun, yang sebagian besar ditujukan untuk kebutuhan ekspor ke negara seperti Tiongkok, India, Korea Selatan, dan Taiwan.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menyampaikan kesiapan PLN menyuplai listrik untuk Smelter PT Antam di Kolaka dan berbagai sektor industri di Sulawesi Tenggara.
“Dengan tingkat energi terbarukan sebesar 45,78%, salah satu yang tertinggi di Indonesia, kami mampu menyediakan listrik yang berkualitas dan andal untuk mendukung industri smelter,” tutur Budiono.
Budiono juga menjelaskan bahwa di wilayah kerja UID Sulselrabar terdapat delapan pelanggan tegangan tinggi lainnya yang mempercayakan kebutuhan kelistrikan mereka pada PLN dengan total daya 612 MVA.
“Kolaborasi ini bukan hanya menguntungkan bagi PLN dan Antam, namun juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional,” pungkasnya.
Kolaborasi PLN dan Antam ini mencerminkan peran strategis BUMN dalam memperkuat sektor industri melalui pasokan energi bersih, sekaligus mempercepat pencapaian target emisi nol bersih pada tahun 2060, menjadikan Indonesia lebih mandiri dalam pengelolaan sumber daya alam.