PLN Percepat Pengembangan EBT, Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power untuk Produksi Hidrogen dan Amonia Hijau

SUARAJATIM - PT PLN (Persero) melalui anak perusahaannya, PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dan PLN Indonesia Power (PLN IP), memperkuat komitmen dalam mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Komitmen ini diwujudkan dengan penandatanganan Head of Terms (HoT) untuk perjanjian pembelian hidrogen hijau bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) dan ACWA Power, dalam forum Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024.

Penandatanganan HoT Perjanjian Pembelian Hidrogen Hijau ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan hidrogen hijau yang akan digunakan sebagai bahan baku utama dalam produksi amonia hijau. Keterangan foto: Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin (kiri), Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi (kedua dari kiri), VP South & South East Asia ACWA Power Company, Salman Baray (ketiga dari kiri), Direktur Gas dan BBM PLN Energi Primer Indonesia, Rakhmad Dewanto (kedua dari kanan), dan Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN Indonesia Power, Bernardus Sudarmanta (kanan).


Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa PLN siap mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih awal. Untuk itu, PLN terus mengambil langkah strategis, termasuk dalam pengembangan hidrogen sebagai sumber energi bersih.

Darmawan menambahkan, kerja sama ini merupakan bagian dari peta jalan 10 tahun Kementerian BUMN untuk menjadikan Indonesia sebagai pelopor ekonomi hijau. Kolaborasi dengan BUMN lain dan mitra internasional seperti ACWA Power diharapkan mempercepat transisi energi hijau dan memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional dalam menghadapi perubahan iklim.

"Ini adalah langkah nyata dari komitmen kami. Kesepakatan ini menjadi bagian penting dari pengembangan hidrogen hijau sebagai bahan utama produksi amonia hijau, yang akan memperkuat ketahanan energi nasional," kata Darmawan.

Dalam kerja sama ini, Pupuk Indonesia akan berperan sebagai penerima hidrogen hijau yang diproduksi oleh pabrik hidrogen milik perusahaan proyek yang merupakan bagian dari perjanjian bersama ACWA Power dan PLN.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyatakan bahwa kolaborasi ini akan memastikan pasokan hidrogen hijau yang dibutuhkan untuk produksi amonia hijau. Amonia hijau ini kemudian akan dimanfaatkan oleh Pupuk Indonesia untuk produksi pupuk urea dan NPK, mendukung ketahanan pasokan bahan baku industri pupuk nasional.

Proyek ini tidak hanya mendukung transisi energi yang dicanangkan pemerintah, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.

"Dengan cadangan gas alam yang semakin berkurang, langkah ini memungkinkan kami menggantikan gas alam dengan air sebagai bahan baku, sehingga Pupuk Indonesia dapat terus memasok pupuk yang dibutuhkan oleh petani dan berperan dalam mendukung ketahanan pangan nasional," jelas Rahmad.

Direktur Gas & BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menekankan bahwa hidrogen hijau merupakan elemen penting dalam mencapai target transisi energi. Saat ini, PLN memproduksi sekitar 203 ton hidrogen hijau per tahun dari 22 instalasi hidrogen yang didukung oleh Renewable Energy Certificate (REC) dan energi panas bumi.

Rakhmad juga mengungkapkan bahwa PLN EPI akan segera memulai pembangunan fasilitas hidrogen hijau dan pabrik amonia hijau di Jawa Timur, dengan target operasional pada 2026-2027. Proyek ini diperkirakan akan memproduksi 15 kiloton hidrogen hijau per tahun yang akan digunakan di berbagai sektor industri, termasuk produksi pupuk ramah lingkungan.

“Hidrogen hijau dan amonia hijau yang kami hasilkan akan mendukung industri yang lebih bersih di Indonesia dan berperan penting dalam upaya dekarbonisasi,” tambahnya.

LihatTutupKomentar