Cahaya Ramadan: Kisah 2.597 Keluarga Prasejahtera yang Akhirnya Menyala Bersama PLNSUARAJATIM - Bulan Ramadan selalu menjadi momentum untuk berbagi. Namun bagi 2.597 keluarga prasejahtera di Indonesia, Ramadan 1446 H (2025) menjadi babak baru kehidupan. PT PLN (Persero) kembali menghidupkan program Light Up The Dream dengan menyambungkan listrik gratis ke rumah-rumah yang selama ini gelap gulita. Sejak Senin (10/3), cahaya terang bukan lagi sekadar mimpi bagi mereka.
![]() |
Umi (kanan), salah satu warga Jalan Rela, Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan tampak bahagia dengan kehadiran listrik yang disambung oleh petugas PLN. |
Di Desa Neusu Jaya, Banda Aceh, Ferra Rostika (32) menatap kagum ke langit-langit rumahnya. Bocah kecilnya sedang asyik membaca buku di bawah lampu LED yang baru pertama kali menyinari ruang tamu mereka. "Ini seperti mukjizat Ramadan," ujarnya, suara bergetar. Selama bertahun-tahun, keluarga ini bergantung pada kabel seadanya dari tetangga. "MCB sering mental kalau hujan. Kami harus puas dengan cahaya lilin," kenangnya.
Kisah serupa bergaung dari Lubuk Linggau Selatan, Sumatera Selatan. Nenek Rusmini (86) membuka pintu rumah kayunya dengan tangan gemetar. Dua bola lampu 10 watt kini menggantikan lilin yang setia menemaninya selama 15 tahun. "Dulu kalau malam, saya hanya bisa duduk diam di kursi. Takut terbakar jika lilin jatuh," ceritanya sambil menyeka air mata.
![]() |
Nenek Rusmini, salah satu warga Lubuk Linggau Selatan, Provinsi Sumatera Selatan kini dapat menggunakan peralatan elektronik sendiri semenjak rumahnya mendapatkan bantuan penyambungan listrik secara gratis dari program Light Up The Dream PLN. |
Program yang digerakkan oleh donasi sukarela pegawai PLN ini bukan sekadar urusan kabel dan kWh. Di Kota Kupang, Catarina (28) kini bisa menjalankan mesin pembuat es untuk usahanya. "Anak-anak tak perlu lagi belajar pakai senter. Bisnis saya pun bisa berkembang," ucap ibu dua anak itu, wajahnya bersinar seperti lampu yang baru dipasang.
Light Up The Dream telah menjadi tradisi kebaikan sejak 2020. Yusuf Didi Setiarto, Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, mengungkapkan kebanggaan: "Total 32.275 keluarga telah tersambung listrik gratis berkat kepedulian 26.000 lebih pegawai kami. Ini wujud nyata energi berkeadilan."
![]() |
Salah satu warga Desa Rengas Kapuas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Mulhayanti kini menggunakan mesin jahit listrik untuk meningkatkan produktivitas semenjak mendapatkan sambungan listrik secara gratis program Light Up The Dream dari pegawai PLN. |
Angka itu bukan statistik semata. Setiap sambungan listrik menyimpan cerita transformasi. Di pedalaman Kalimantan, listrik memungkinkan bidan desa menyimpan vaksin di kulkas. Di pelosok Papua, anak-anak bisa mengikuti kelas daring. "Listrik adalah fondasi kemajuan," tegas Edi Srimulyanti, Direktur Retail dan Niaga PLN.
Mekanisme program ini unik. Pegawai PLN secara rutin menyisihkan 0,5% gaji mereka ke rekening khusus. Dana terkumpul kemudian dialokasikan untuk biaya penyambungan listrik bagi yang tak mampu membayar BP menyambung. "Ini ibadah sosial kami," tutur Didi.
![]() |
Senyum bahagia keluarga penerima manfaat Program Light Up The Dream di Kelurahan Naioni, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. |
Tantangan tak pernah absen. Tim teknis PLN harus mendaki bukit, menyusuri sungai, bahkan memikul tiang listrik ke daerah terpencil. "Pemasangan di Nusa Tenggara Timur kemarin harus melalui jalur berbatu yang hanya bisa dilalui kuda," papar Andi, salah satu teknisi lapangan.
Pemerintah menyambut positif inisiatif ini. Program ini sejalan dengan target Rasio Elektrifikasi Nasional 100%. "PLN menunjukkan bahwa BUMN tak hanya berbisnis, tapi juga memeluk masyarakat," puji seorang pejabat Kementerian ESDM yang enggan disebut namanya.
![]() |
Ferra kini dapat membaca Al-quran pada malam hari di bulan Ramadan semenjak mendapatkan bantuan sambungan listrik secara gratis dari pegawai PLN. |
Namun jalan masih panjang. Data PLN menyebut sekitar 1,2% rumah tangga Indonesia masih gelap. "Kami ingin program ini seperti lilin yang terus menyala. Satu keluarga tersambung, seribu harapan muncul," harap Edi.
Di balik angka 2.597 sambungan baru tahun ini, tersimpan 2.597 cerita kebangkitan. Seperti Rusmini yang kini bisa membaca Al-Qur'an di malam hari, atau anak Ferra yang bercita-cita jadi insinyur listrik. Ramadan kali ini, mereka tak lagi hanya menerima zakat – tapi meraih hak dasar sebagai manusia.
![]() |
Ferra (kiri) dan suaminya, Taufik (kanan) kini dapat merasakan listrik sendiri semenjak menerima bantuan penyambungan listrik gratis program Light Up The Dream yang berasal dari donasi pegawai PLN. |
PLN berkomitmen melanjutkan program ini dengan pola crowdfunding pegawai. "Kami sedang kembangkan sistem adoptee, di mana pegawai bisa memantau perkembangan keluarga yang mereka bantu," ungkap Didi. Sebuah upaya menjadikan filantropi energi sebagai gerakan berkelanjutan.
Saat matahari terbenam di Banda Aceh, Ferra menyalakan televisi kecil hadiah tetangga. Untuk pertama kalinya, keluarganya bisa menyaksikan tausiyah Ramadan bersama. "Ini lebih dari sekadar listrik. Ini tentang harga diri," bisiknya, ditemani deru mesin genset tetangga yang kini sudah tak perlu lagi bekerja overtime.
Cahaya-cahaya kecil di 2.597 rumah itu mungkin tak seberapa dibanding gemerlap kota. Tapi bagi mereka, inilah bintang yang menerangi jalan menuju kehidupan lebih bermartabat. Sebuah bukti bahwa di bulan suci ini, kebaikan kolektif bisa menjadi pembangkit tenaga kemanusiaan yang tak pernah padam.