REC PLN: Katalis Industri Sawit Menuju Net Zero Emission 2060 di Riau

Menyulam Hijau di Lahan Sawit: REC PLN Jadi Penggerak Industri Rendah Karbon di Riau
SUARAJATIM - Kabut pagi di Indragiri Hulu, Riau, Senin (24/2), menyaksikan babak baru kolaborasi sektor energi dan agroindustri. PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Distribusi (UID) Riau dan Kepulauan Riau menyerahkan 592 unit Renewable Energy Certificate (REC) setara 592 MWh listrik hijau kepada PT Inecda Plantation. Langkah ini bukan sekadar transaksi energi, melainkan ikrar bersama merangkul era industri berkelanjutan.
REC PLN, Net Zero Emission 2060, industri sawit hijau, energi terbarukan, transisi energi
Tampilan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu berkapasitas 110 Megawatt (MW) di Kabupaten Tanggamus, Lampung. PLTP ini merupakan salah satu pembangkit PLN yang berkontribusi dalam layanan Renewable Energy Certificate (REC).

REC, sertifikat energi terbarukan berstandar APX TIGR AS, menjadi bukti transparan bahwa setiap kilowatt-hour listrik yang dikonsumsi industri berasal dari pembangkit EBT. "Ini komitmen konkret PLN mendorong daya saing industri sekaligus menyongsong Net Zero Emission 2060," tegas Tonny Bellamy, General Manager PLN UID Riau dan Kepri. Setiap REC, ia jelaskan, ibarat paspor yang menjamin jejak karbon perusahaan tetap bersih di peta global.

Bagi PT Inecda Plantation, raksasa kelapa sawit nasional, keputusan beralih ke REC bukan sekadar tren. "Ini bagian dari transformasi bisnis yang menginternalisasi prinsip ESG dan SDGs," ujar Khamdi, General Manager Inecda. Di tengah sorotan dunia terhadap deforestasi, langkah ini menjadi senjata diplomasi lingkungan – membuktikan bahwa industri sawit bisa berdamai dengan iklim.

PLN tak berhenti pada penyaluran sertifikat. Sistem pelacakan real-time APX TIGR memastikan setiap MWh energi hijau tercatat akurat, memenuhi standar internasional. "REC adalah jembatan antara pembangkit EBT di pelosok Nusantara dengan industri yang haus energi bersih," tambah Tonny. Mekanisme ini memungkinkan perusahaan di Riau mengklaim penggunaan energi surya atau bayu dari ujung lain Indonesia.
Sejumlah karyawan PT Inecda Plantation melakukan pembongkaran tandan buah segar (TBS) yang disortasi dari truk, kegiatan ini merupakan salah satu tahapan proses sortir TBS kelapa sawit.

Dampaknya multidimensi. Bagi PLN, REC mempercepat pengembangan pembangkit EBT skala nasional. Bagi industri, ini tiket emas memasuki pasar global yang semakin ketat dengan regulasi emisi. "Kami tak lagi sekadar eksportir CPO, tapi kontributor solusi iklim," tandas Khamdi.

Di balik angka 592 MWh, tersirat geliat transisi energi yang inklusif. PLN membuka akses REC tak hanya untuk korporasi raksasa, tapi juga UMKM. Setiap unitnya – setara 1 MWh – menjadi batu bata dalam membangun benteng industri hijau Indonesia.

Kolaborasi ini menjadi penanda: transisi energi bukan lagi wacana, tapi aksi kolektif yang terukur. Seperti akar kelapa sawit yang menahan erosi, REC PLN menahan laju emisi – membuktikan bahwa industri bisa menjadi garda depan perlindungan bumi.
LihatTutupKomentar